Minggu, 21 Agustus 2011

Seorang Milanisti penakluk Himawari



Di sela-sela ngerjain thesis...tiba-tiba inget sama pacar... terus habis liat2 catetan blognya dia yang dibikin sekitar bulan maret kemarin...catetan yang mendeskripsikan tentang saya ^^. Untuk kategori pria yang jarang banget ngegombal, pacar saya akhirnya bisa menuangkan perasaannya lewat blog itu...

Oke, pacar saya bernama Galang Aprilian, S.S. (udah sarjana). Lahir seminggu belakangan dari saya dan terhitung anak bontot dari tiga bersaudara. Jadi ibarat pepatah Jawa,,saya dan dia adalah tumbu ketemu tutup (anak pertama dapet anak bontot). Saya menerima proposal tawaran kerjasama menjalani pacaran pada tanggal 14 Maret 2009. Ibarat marketing perusahaan, pacar saya ini sangat lihai memikat calon penyandang ‘hati’ perusahaan. Saya dibawa jalan-jalan ke pantai yang sangat cantik, Pantai Wedi Ombo. Air pantainya berwarna biru pekat, pasir pantainya putih, pokoknya it is the best beach I could ever seen. Dan disitulah pengajuan proposal dilancarkan. Perlu waktu semalam buat saya untuk menimbang apakah proposal ini di acc atau tidak. Dan finally, sekitar jam 10 pagi saya me-message pacar bahwa saya menerimanya. 15 Maret 2009. We are officially in a relationship.

Kalo mau di inget pait-paitnya, hubungan kami pada awalnya banyak yang ndak setuju, ragu-ragu, dan bahkan beberapa oknum tidak mengakui hubungan kami, merekalah orang tua saya. Perlu 2tahun bagi saya dan pacar untuk meyakinkan Kanjeng Bapak dan Kanjeng Ibu saya, bahwa Galang adalah pilihan terbaik saya dan tidak ada tandingannya. Pacar saya lelaki yang layak untuk dipertahankan. Pria kecil yang gigih dan bijaksana dan menyayangi saya seperti halnya saya menyayanginya.

Pacar saya kuliah di almameter dan prodi yang sama dengan saya. Setiap harinya pacar saya commuting dari Wonosari-Jogja. Jarak tempuh kedua kota ini sekitar 45-50 menit dengan medan jalan yang naik turun. Jalanan yang dilewati sempit dengan diapit tebing dan jurang yang cukup curam. Hampir bisa dikatakan perlu SIM khusus untuk sampai ke Wonosari dari Jogja. Kawasan hutan (wono) yang dilewati juga cukup lebat, sehingga kalau lewat jalan ini pas malam hari, agak rawan 2 hal. (rawan kejahatan dan rawan liat makhluk2 jenis lain). Nah, pacar saya bersedia untuk apel malam minggu walaupun dengan kondisi tempuh semacam itu. 

Kalau pacar saya selesai ngapel jam 9 malam, maka dia akan sampai rumah sekitar jam 10 malam. Dan dengan banyaknya rimba pepohonan di sekitar jalan, maka medan off road di tambah dingin malam merupakan serangan mingguan bagi pacar saya. Tetapi, begitulah dia, pacar saya bersedia melawan itu semua untuk menemui gadisnya.

Dalam rangka berjuang mencari persetujuan kedua orang tua saya, kami berdua berusaha segera lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Ketika menyaksikan saya lulus 3 bulan lebih dulu dari pacar, Kanjeng Bapak dan Ibu makin bergerilya untuk menyusupkan materi perpisahan. Hampir, saya melakukannya. Tetapi, pilihan hati saya jatuh pada Galang. Saya yakin dia lah yang terbaik bagi saya, dan alhamdulilah Alloh selalu memberi jalan bagi kami. Pacar saya ini rupanya pintar memikat hati Kanjeng Ibu. Dia selalu mengirim pesan singkat, mengucapkan hari Ibu, mengucapkan selamat Idul Fitri, Idul Adha. Sedikit demi sedikit Kanjeng Ibu pun percaya bahwa Galang memang benar menyayangi dan serius dengan putri kecilnya yang sudah beranjak dewasa. Dan di suatu momen, ibu berkata “Ibu terserah sama kamu saja. Ibu hanya berdoa semoga pilihan kamu memang yang akan membuat kamu bahagia.”.. Amin bu.. :’(

Galang ujian pendadaran. Pagi jam 7. Saya datang untuk menyaksikannya memperdebatkan hasil penelitiannya. Ujian skripsi di tempat kami menggunakan bahasa Inggris, begitu pula skripsinya. Menurut saya bukan hal yang mudah karena salah diksi satuu saja bisa berpengaruh besar. Pagi itu Galang tampak sangat gagah dengan kemeja putih dan dasi hitamnya. Tampak sangat yakin dan mampu menyelesaikan sidang skripsi dengan nilai A-. Bangga! Itu saja.

Setelah lulus, pacar saya melamar di berbagai instansi nasional sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Saya sempat ikut menemaninya, dan kami touring sampai Semarang. Tetapi lebih sering pacar bolak-balik ke Jakarta untuk tes PNS pusat. Sungguh saya menyaksikan tanggung jawabnya sebagai laki-laki. Harus bergerak,harus maju!

Dan tibalah satu momen dimana Galang mendapat pengumuman bahwa dia dinyatakan lolos tes CPNS Kemenkumham Pusat Dirjen HaKI. Malam itu, sepertinya siapapun yang mendengar kabar ini, semuanya bahagia...terharu. Galang barusaja lulus S1 dan langsung lolos tes CPNS. Ada mungkin yang iri,hhehehe...tapi yang jelas, saya bersyukur. Pengumuman pacar lolos tes CPNS ini, hampir berbarengan dengan pengumuman bahwa saya mendapat beasiswa S2 di UNY. Rezekinya dobel. Sampai pada saat ini,Kanjeng Bapak masih belum merasa yakin dengan Galang :’(

H-5 Idul Fitri 2010. Kanjeng Bapak pulang lebih awal dari kantor karena merasa sesak napas berlebihan. Saya baru saja datang dari Jogja dan kami sekeluarga sempat mengira Bapak terkena serangan jantung. Bapak dibawa ke Solo dan setelah melakukan check up, diketahuilah bahwa Bapak menderita Gagal Ginjal. Pengobatannya hanya ada 2 pilihan. Cangkok ginjal (+ dana $100,000) atau dialisis. Terima kasih bagi pemerintah Indonesia untuk menggratiskan sistem dialisis ini. Maka Bapak pun akhirnya menjalani operasi pemasangan alat CAPD (semacam alat pengganti fungsi kerja ginjal). Malam sebelum operasi, bapak tiba-tiba berkata “Galang mana? Kok belum kesini?”....Menurut saya, ini adalah momentum dimana akhirnya Bapak juga merestui pilihan saya..Alhamdulilah.

Sekarang, saya dan Galang sudah menjalani pacaran selama 2 tahun 5 bulan. Kami menjalani hubungan jarak jauh. Saya meneruskan kuliah S2 di Jogja sambil serabutan jadi dosen part-time, sedangkan Galang sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai PNS di Tangerang. Kadang ada bumbu2 pacaran semacam cemburu, kangen, dan kadang juga cekcok. Tetapi saya percaya, cinta kami terlalu kuat untuk diruntuhkan cemburu, cekcok, dan apapun itu. Kami sudah banyak melalui ujian yang lebih sulit, dan kami berhasil. Alloh tidak tidur. Selama hambanya berusaha, pasti akan diberi jalan.

Sampai saat ini, saya masih yakin bahwa Galang adalah pilihan saya yang terbaik dan layak dipertahankan. Saya berdoa semoga hubungan ini terus langgeng hingga pada suatu waktu Galang akan menjadi bapak dari anak-anak kami..Bapak yang bijaksana, saleh, cerdas, dan mahir bermain gitar. Amiin...

Sekian...

1 komentar: